Sabtu, 11 Juni 2011

Harlah Ansor ke 77 dan HUT ke 422 Lamongan, Ansor Gelar Lomba Dayung Perahu Tradisional

Salah satu anak Sungai Bengawan Solo di Lamongan, Sungai Bengawan Njero, sering meluap hingga menyebabkan banjir. Kondisi ini menarik bagi PC GP Ansor menggelar lomba dayung tradisional memperingati HUT ke 422 Lamongan.

Para peserta yang ikut harus menempuh jarak 200 meter Sungai Bengawan Njero
yang melintas di Desa Blawi Kecamatan Karang Binangun, ini berlangsung meriah. Pasalnya, warga yang sudah terbiasa menggunakan perahu sebagai alat transportasi ini baru pertama kali melihat lomba balap perahu tradisional.

Ketua GP Ansor Lamongan, Khoirul Huda mengatakan, lomba dayung perahu tradisional ini sengaja digelar untuk lebih melestarikan perahu tradisional di Lamongan. "Perahu adalah salah satu alat transportasi utama bagi warga yang hidup di sekitar Bengawan Njero," kata Huda kepada ansor.com di lokasi, Sabtu (28/5/2011).

Dia menjelaskan, pihaknya juga ingin mengkampanyekan tentang enceng gondok yang menjadi masalah anak sungai. Dengan menggelar lomba ini, pihaknya ingin mengatakan jika enceng gondok yang memenuhi Bengawan Solo adalah masalah bersama.

Lomba dayung perahu tradisional ini menggunakan perahu tradisional yang panjangnya sekitar 4 meter. Sementara, satu tim dayung perahu tradisional terdiri dari 6 orang. 5 Orang berlaku sebagai pendayung dan 1 orang lagi sebagai penabuh genderang dari galon air minum.

Khorul Huda menerangkan, lomba dayung perahu tradisional ini memperebutkan hadiah uang tunai. "Kami akan mencoba untuk membuat lomba dayung perahu tradisional ini menjadi agenda rutin," pungkasnya.

Sabtu, 11 Juni 2011

Harlah Ansor ke 77 dan HUT ke 422 Lamongan, Ansor Gelar Lomba Dayung Perahu Tradisional

Salah satu anak Sungai Bengawan Solo di Lamongan, Sungai Bengawan Njero, sering meluap hingga menyebabkan banjir. Kondisi ini menarik bagi PC GP Ansor menggelar lomba dayung tradisional memperingati HUT ke 422 Lamongan.

Para peserta yang ikut harus menempuh jarak 200 meter Sungai Bengawan Njero
yang melintas di Desa Blawi Kecamatan Karang Binangun, ini berlangsung meriah. Pasalnya, warga yang sudah terbiasa menggunakan perahu sebagai alat transportasi ini baru pertama kali melihat lomba balap perahu tradisional.

Ketua GP Ansor Lamongan, Khoirul Huda mengatakan, lomba dayung perahu tradisional ini sengaja digelar untuk lebih melestarikan perahu tradisional di Lamongan. "Perahu adalah salah satu alat transportasi utama bagi warga yang hidup di sekitar Bengawan Njero," kata Huda kepada ansor.com di lokasi, Sabtu (28/5/2011).

Dia menjelaskan, pihaknya juga ingin mengkampanyekan tentang enceng gondok yang menjadi masalah anak sungai. Dengan menggelar lomba ini, pihaknya ingin mengatakan jika enceng gondok yang memenuhi Bengawan Solo adalah masalah bersama.

Lomba dayung perahu tradisional ini menggunakan perahu tradisional yang panjangnya sekitar 4 meter. Sementara, satu tim dayung perahu tradisional terdiri dari 6 orang. 5 Orang berlaku sebagai pendayung dan 1 orang lagi sebagai penabuh genderang dari galon air minum.

Khorul Huda menerangkan, lomba dayung perahu tradisional ini memperebutkan hadiah uang tunai. "Kami akan mencoba untuk membuat lomba dayung perahu tradisional ini menjadi agenda rutin," pungkasnya.
 
. © 2007 Template feito por Templates para Você