- Kongres Ansor Pasti Dibuka Presiden SBY 13 Januari
“Ada 3 hal yang menjadi agenda pokok kongres itu. Yakni, evaluasi peraturan dasar peraturan rumah tangga organisasi, di antaranya masa kepengurusan yang selama ini dua periode diubah satu periode. Kemudian, program kerja dan rekomendasi. Serta, laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya serta pemilihan ketua umum baru,” tegasnya.
Tema Kongres Ansor kali ini adalah Meneguhkan Kerukunan Mewujudkan Kesejahteraan. Panitia juga mengundang Pemuda Panca Marga, Pemuda Pancasila, Pemuda Muhammadiyah, FKPPI, ormas kepemudaan, organisasi mahasiswa dan tokoh lintas agama.
Hingga saat ini, nama-nama yang memastikan akan meramaikan perebutan Ketua Umum GP Ansor dalam Kongres XIV antara lain, Chatibul Umam Wiranu (anggota FPD DPR RI yang juga Ketua GP Ansor), Malik Haramain (anggota FPKB DPR RI dan sekjen GP Ansor), Nusron Wahid (anggota FPG DPR RI dan mantan Ketua Umum PB PMII), Munawar Fuad (Vice President Pemuda se-Asia dan mantan Sekjen PP GP Ansor), dan Saiful Tamlika (anggota F-PPP DPR RI), Choirul Sholeh Rasyid (Mantan anggota F-PKB dan Salah satu Ketua PP GP Ansor), dan Yoyo Arifardhani (Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Ketua PW GP Ansor Kalsel).
Semua Kandidat Ketum Punya Kans!
Gus Ipul memastikan, semua kandidat pengganti dirinya sama-sama berpeluang kuat memimpin Ansor. Semua kandidat itu akan memperebutkan sebanyak 503 suara pengurus cabang dan wilayah se-Indonesia. Artinya, satu cabang dan wilayah masing-masing satu suara.
“Umumnya kandidat itu banyak yang duduk sebagai anggota DPR RI. Mereka semuanya mempunyai peluang, karena sama-sama dikenal dan tidak asing lagi bagi kader Ansor. Saya netral dalam ajang kongres itu dan tidak mendukung salah seorang calon. Mereka semuanya teman saya,” tegas Gus Ipul kepada wartawan di RM Adem Ayem Surabaya, Rabu (5/1/2011).
Menurut dia, untuk menjadi seorang kandidat atau calon ketua umum, minimal harus memperoleh dukungan sebanyak 99 pengurus cabang. Diperkirakan, akan sulit terjadi aklamasi dalam perebutan Ketum Ansor, karena ada mekanisme pemilihan.
“Yang pasti ada perubahan aturan organisasi, dimana yang sebelumnya masa jabatan dua periode akan diperpendek menjadi satu periode saja. Ini untuk mempercepat proses kaderisasi di tubuh Ansor,” tuturnya.